7 Kontroversi di Olimpiade 2012



Penyelenggaraan Olimpiade 2012 di London tak lepas dari beberapa hal kontroversial. Kontroversi tersebut juga terjadi di atas arena pertandingan.

Berikut adalah tujuh kontroversi yang terjadi di arena pertandingan di Olimpiade 2012:

 Cabang Balap Sepeda Nomor Tim Sprint Putra:


Salah satu atlet anggota tim balap sepeda Inggris Raya, Philip Hindes, membuat pengakuan yang mengejutkan usai perlombaan di nomor tim sprint, 2 Agustus lalu. Hindes mengatakan bahwa dirinya sengaja terjatuh di awal lomba agar start timnya bisa diulang. Di nomor tim sprint, sebuah tim diperbolehkan untuk mengulang start jika mereka terjatuh atau mengalami masalah mekanik.

Tim Inggris Raya kemudian membantah pernyataan Hindes tersebut dengan mengatakan bahwa komentar Hindes disalahartikan. Sebagai catatan, Hindes adalah atlet kelahiran Jerman yang baru pindah ke Inggris pada tahun 2010. Pebalap 19 tahun itu kemudian juga menarik kembali ucapannya dan mengatakan bahwa dirinya kehilangan kontrol dan terjatuh.

Tim Inggris Raya yang juga diperkuat oleh Chris Hoy dan Jason Kenny itu kemudian menjadi yang tercepat dan meraih medali emas. Sementara perak diraih oleh Prancis dan Jerman dapat perunggu.

Prancis menerima hasil tersebut. Namun mereka juga mendesak adanya peninjauan kembali tentang aturan tersebut.

Penjurian di Cabang Judo Kelas 66 kg Putra:


Di pertandingan perempatfinal nomor 66 kg putra, Minggu (29/7), antara judoka Korea Selatan, Cho Jun-ho dan judoka Jepang, Ebinuma Masashi, juri di pinggir lapangan mengangkat bendera biru, tanda kemenangan untuk Jun-ho. Namun penonton kemudian bereaksi dan memprotes keputusan itu.

Ketua Federasi Judo Internasional, Marius Vizer, kemudian melakukan intervensi dan menggelar pertemuan dengan wasit yang memimpin pertandingan dan dua juri. Setelah itu, ketiga ofisial pertandingan itu kembali ke arena dan mengubah keputusannya dengan menyatakan Masashi sebagai pemenang.

Ofisial tim Korea Selatan kemudian melakukan banding, namun tidak berhasil. Jun-ho tetap dinyatakan kalah dan tak bisa melaju ke babak semifinal.

Penjurian di Cabang Senam Nomor Artistik Beregu Putra:


Kontroversi penjurian terjadi di cabang senam artistik nomor beregu putra. Juri mengubah keputusan hingga berpengaruh pada perolehan medali.

Kejadian berawal dari jatuhnya pesenam Jepang, Kohei Uchimura, di nomor kuda-kuda pelana. Meski terjatuh, dia masih mendarat dengan dua kakinya. Juri kemudian menempatkan Jepang di urutan keempat dan tidak mendapat medali. China mendapat emas, perak untuk Inggris Raya, dan perunggu untuk Ukraina.

Namun tim Jepang kemudian melayangkan protes. Tim juri kemudian meninjau kembali dengan melihat pada tayangan ulang dan menilai Uchimura sudah turun dengan sepenuhnya. Hal ini membuat nilai Jepang bertambah 0,7 dan naik dari posisi empat ke posisi dua.

Jepang kemudian mendapatkan medali perak, menggeser Inggris Raya. Sementara Ukraina tidak jadi dapat medali.

Pertandingan di Cabang Bulutangkis Nomor Ganda Putri


Kontroversi yang terjadi di cabang bulutangkis nomor ganda putri ini cukup menyita perhatian karena turut melibatkan pasangan Indonesia, Meiliana Jauhari/Greysia Polii. Meiliana/Greysia dan tiga ganda lainnya didiskualifikasi karena diduga 'main sabun'.

Insiden di Wembley Arena itu berawal dari pertandingan ganjil antara unggulan teratas Wang Xiaoli/Yu Yang (China) kontra Jung Kyung Eun/Kim Ha Na (Korea Selatan). Wang/Yu seperti bermain asal-asalan dan berusaha untuk kalah. Pada akhirnya mereka benar-benar kalah 14-21, 11-21. Hal itu dilakukan untuk menghindari pertemuan dengan rekan senegaranya, Tian Qing/Zhao Yunlei, di babak perempatfinal.

Hasil itu kemudian membuat pertandingan antara Meiliana/Greysia versus Ha Jung Eun/Kim Min Jung (Korea Selatan) juga ikut-ikutan janggal dan bahkan sempat diwarnai keluarnya kartu hitam. Keduanya seperti tak ingin menang karena ingin terhindar dari Wang/Yu di perempatfinal. Meiliana/Greysia akhirnya kalah pada laga itu dengan skor 21-18, 14-21, 12-21.

Akibat insiden itu, keempat pasangan itu kemudian didiskualifikasi meski keempatnya melaju ke perempatfinal. Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menilai keempat ganda tersebut mencederai fair play dengan 'tidak menggunakan kemampuan terbaik' dan 'melakukan perbuatan yang melecehkan dan merugikan olahraga'. 

Cabang Anggar Nomor Epee Perorangan Putri:


Atlet anggar Korea Selatan, Shin A-lam, gagal melangkah ke final setelah kalah dari atlet Jerman, Britta Heidemann. Namun Shin tak bisa menerima kekalahan itu dengan mudah karena adanya kontroversi menjelang akhir laga.

Di laga semifinal di ExCeL Centre (30/7), Shin memimpin satu angka dari Heidemann dengan laga yang hanya menyisakan satu detik. Dengan demikian, Heidemann juga tinggal punya satu detik untuk balik menyerang dan mencetak poin agar bisa lolos ke final.

Namun yang terjadi berikutnya, penunjuk waktu menunjukkan angka nol dan kemudian kembali ke angka satu detik. Di waktu itu, Heidemann mampu mencetak angka dan berbalik unggul. Juri kemudian menyatakan Heidemann sebagai pemenangan dan berhak lolos ke final.

Pelatih Shin yang tidak bisa menerima hal itu kemudian melakukan protes. Namun upaya yang dilakukannya selama lebih dari satu jam itu tak membuahkan hasil. Shin yang kecewa hanya bisa menangis di atas arena.

6. Cabang Balap Sepeda Nomor Tim Sprint Putri:


Kontroversi kembali mencuat di arena balap sepeda. Tim China yang diperkuat oleh duet Gong Jinjie dan Guo Shuang harus kehilangan medali emas karena dinilai melanggar aturan.

Gong dan Guo yang mencetak dua rekor dunia di babak kualifikasi dan putaran pertama itu finis dengan catatan waktu 32,619 detik. Namun dalam laporan ofisial pertandingan disebut bahwa keduanya melakukan estafet yang terlalu cepat.

Ofisial akhirnya memberikan medali emas kepada tim Jerman yang punya catatan waktu 32,798 detik. Sementara China harus puas dengan medali perak.

 7. Wasit di Cabang Tinju:


Ada beberapa kontroversi terkait wasit di arena tinju Olimpiade 2012. Salah satunya adalah yang terjadi di babak 16 besar kelas 56 kg antara petinju Jepang Satoshi Shimizu dan petinju Azerbaijan Magomed Abdulhamidov.

Di ronde ketiga, Abdulhamidov sudah mencium kanvas sebanyak enam kali. Namun wasit Ishanguly Meretnyyazov tak mengeluarkan delapan hitungan.

Juri kemudian memberi kemenangan kepada Abdulhamidov. Namun keputusan tersebut kemudian dibatalkan oleh Asosiasi Tinju Internasional (AIBA). AIBA menilai seharusnya pertarungan sudah dihentikan dan dinyatakan dimenangi oleh Shimizu setelah tiga kali K.O.

Dari laga lainnya, wasit asal Jerman Frank Scharmach diskors selama lima hari karena mendiskualifikasi petinju Iran Ali Mazaheri yang dinilai berlebihan saat menghadapi petinju Kuba Jose Larduet. Meski AIBA sudah mendisiplinkan Scharmach, diskualifikasi tetap berlaku. 

Creative By: "M.Syahrur"